WHO Tegaskan Corona COVID-19 Tak Menular Lewat Udara, Ini Penjelasannya

HOT NEWS KESEHATAN
virus corona
ilustrasi virus corona/copyright by diy13 (Shutterstock)

Sebuah pesan sempat beredar di media sosil yang menyatakan Virus Corona COVID-19 dapat menular melalui udara dan mampu bertahan selama 8 jam. 

Menanggapi hal tersebut, pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui akun Instagramnya @who menegaskan apa yang telah tersebar merupakan informasi palsu.

WHO pun memberi penjelasan bahwa jalur penyebaran utama dari Virus Corona adalah melalui droplets (tetesan) yang disebarkan ketika seseorang batuk, bersin, maupun bicara

Droplets ini terlalu berat untuk bertahan di udara. Mereka dengan cepat jatuh ke lantai maupun permukaan,” tegas WHO. 

Dalam penjelasannya, seseorang bisa terinfeksi ketika ia menghirup udara saat berada sejauh 1 meter dengan orang yang positif COVID-19, atau menyentuh permukaan benda lalu kemudian menyentuh bagian wajah seperti mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. 

Maka dari itu, WHO memberi peringatan untuk tetap melakukan physical distancing, atau menjaga jarak sekurang-kurangnya satu meter dengan orang lain atau dengan permukaan yang paling sering disentuh banyak orang. Tak ketinggalan, WHO juga mengingatkan untuk sering mencuci tangan dan hindari menyentuh bagian wajah. 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Beda Halnya dengan Tenaga Medis

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Li Xiang, petugas medis dari Provinsi Jiangsu, memeriksa hasil pengujian di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu

Cerita yang berbeda ketika berbicara soal keadaan pada tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. 

Melansir CNBC, Senin (30/3/2020), Organisasi Kesehatan Dunia sedang mempertimbangkan “tindakan pencegahan melalui udara” untuk staf medis setelah sebuah studi baru menunjukkan bahwa Virus Corona dapat bertahan hidup di udara dalam beberapa situasi.

“Ketika Anda melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol seperti di fasilitas perawatan medis, Anda memiliki kemungkinan untuk apa yang kita sebut aerosolize partikel-partikel ini, yang berarti mereka dapat tinggal di udara sedikit lebih lama,” kata Dr. Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO yang baru muncul, kepada wartawan dalam konferensi pers virtual pada hari Senin.

Dia menambahkan, “Sangat penting bahwa petugas kesehatan mengambil tindakan pencegahan tambahan ketika mereka bekerja pada pasien dan melakukan prosedur itu.”

Para pejabat kesehatan dunia mengatakan, penyakit pernapasan menyebar melalui kontak manusia-ke-manusia, tetesan yang dibawa melalui bersin dan batuk serta kuman yang tertinggal pada benda mati. Virus corona dapat melayang di udara, tetap bertahan di udara tergantung pada faktor-faktor seperti panas dan kelembaban, kata mereka.

Kerkhove mengatakan para pejabat kesehatan mengetahui beberapa penelitian di sejumlah negara yang melihat kondisi lingkungan yang berbeda yang dapat mendukung COVID-19. Para ilmuwan secara khusus melihat bagaimana kelembaban, suhu dan pencahayaan ultraviolet mempengaruhi penyakit serta berapa lama ia hidup di permukaan yang berbeda, termasuk baja, katanya.

Pejabat kesehatan merekomendasikan staf medis memakaimasker N95 karena diyakini dapat menyaring sekitar 95% dari semua partikel cair atau udara.

 “Di fasilitas layanan kesehatan, kami memastikan petugas layanan kesehatan menggunakan tindakan pencegahan standar dengan pengecualian … bahwa mereka sedang melakukan prosedur penghasil aerosol,” katanya.https://tpc.googlesyndication.com/safeframe/1-0-37/html/container.html


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *