Freeport McMoran akhirnya mengumumkan dengan pemerintah Indonesia terkait divestasi PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 51 persen. Dengan demikian, Indonesia akan menjadi pemilik saham sebesar 51 persen di PT FI. Presiden Direktur Freeport McMoran, Richard Adkerson, menyebut, dengan kepemilikan saham tersebut, Pemerintah Indonesia bisa mendapatkan penerimaan dolar AS.
“Dengan kepastian investasi dan operasi hingga tahun 2041, kami memperkirakan manfaat langsung ke pemerintah pusat dan daerah, serta dividen kepada Inalum dapat memberikan 60 miliar dolar AS,” kata Richard Adkerson usai penandatanganan divestasi di Kementerian Keuangan, Kamis (12/7/2018) ). Freeport McMoran merupakan perusahaan induk PTFI. PTFI hingga tahun 2041 merupakan salah satu dari beberapa angka hasil perundingan Freeport dengan pemerintah pada Agustus 2017 setelah Indonesia resmi mencaplok 51 persen saham PTFI.
Sri Mulyani soal Freeport dan Ekonomi Pancasila Proses divestasi 51 persen saham PTFI dilaksanakan oleh PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum (Persero) selaku induk holding BUMN bidang pertambangan. Setelah divestasi kesepakatan, Inalum harus menggelontorkan dana 3,85 miliar dolar AS untuk mengambil alih 51 persen saham Freeport. Nominal 3,85 miliar dollar AS untuk membeli 40 persen hak partisipasi atau Participating Interest (PI) Rio Tinto di PTFI dan 100 persen saham Freeport McMoran di PT Indocopper Investama dengan porsi 9,36 persen saham di PTFI. 40 persen hak merata Rio Tinto yang akan digunakan untuk menghasilkan uang total yang dimiliki Indonesia nanti sebesar 51,38 persen. Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, proses pembayaran 3, 85 miliar dollar AS itu akan dilakukan maksimal dua bulan dari hari ini. Untuk membayar pembayaran tersebut, Inalum akan dapat mencari dana-dana dari dana patungan 11 bank.