Peneliti melacak keberadaan diagnosa kanker, -yang paling umum adalah kanker payudara. Sebagian kanker lain yang diobservasi, termasuk prostat, kulit, kolorektal (usus besar), dan limfoma (getah bening), serta Limfoma non-Hodgkin. adalah kanker yang berkembang di kelompok sistem limfatik atau getah bening. Nah, dari studi kasus tersebut didapatkan data, mereka yang mengaku mengonsumsi lebih banyak makanan organik ternyata kemungkinannya lebih rendah didiagnosa mengidap kanker, dibanding kelompok lainnya. Berdasarkan riset ini ditemukan, mereka yang banyak menyantap makanan organik memilik potensi 25 persen lebih rendah terdiagnosa mengidap kanker.
Bahkan, angka itu menjadi lebih kuat hingga separuhnya untuk kasus kanker Limfoma non-Hodgkin. Limfoma non-Hodgkin adalah kanker yang berkembang di kelompok sistem limfatik atau getah bening. Temuan itu tidak lantas selalu berarti bahwa makanan organik adalah alasan orang cenderung untuk lebih rendah mengidap kanker. Sebab, kanker diyakini menyangkut banyak faktor, yang mungkin saja datang dari gaya hidup lain, ataupun faktor lingkungan..
Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan temuan dalam riset “the Million Women Study” yang mengaitkan konsumsi makanan organik dengan kemungkinan risiko kanker payudara. Kometar dari tiga pakar nutrisi pada jurnal yang sama mengingatkan adanya kelemahan dalam penelitian yang digelar di Perancis ini. Salah satunya adalah kemungkinan kesalahan data dalam kuisioner yang dipakai untuk menghitung tingkat konsumsi makanan organik.