Pola Diet saat Sedang “Cuti” Olahraga

Kebanyakan orang berhenti berolahraga karena alasan malas. Padahal, proses penurunan berat badan membutuhkan keseimbangan antara latihan olahraga dan juga pola makan. Kesibukan yang padat atau pun sedang sakit menjadi salah satu alasan mengapa seseorang terpaksa “cuti” berolahraga. Tetapi, Nah, saat sedang tidak berolahraga, tentu saja asupan makanan harus diperhatikan.

. Tidak ada standar kalori dan nutrisi yang harus kita makan saat beristirahat atau aktif berolahraga. Menurut International Society of Sports Nutrition, orang yang selama ini menjalani aktivitas kardio intens, seperti berlari, olahraga interval tinggi (HIIT), sebaiknya menerapkan pola makan karbohidrat dan protein dengan perbandingan 3:1. “Itu sangat mirip dengan hari aktif, di mana sekitar 50 hingga 60 persen kalori berasal dari karbohidrat dan 20 hingga 25 persen berasal dari protein. Jika kita melakukan latihan intensitas rendah, kita mungkin memiliki kebutuhan rasio yang berbeda. “Bagi mereka yang lebih fokus pada latihan kekuatan dan intensitas rendah, seperti latihan kekuatan atau yoga, rasio karbohidrat yang kita butuhkan adalah 2:1.

Menurutnya, sangat penting untuk tetap memasukkan karbohidrat dalam pola makan kita meski sedang dalam periode tanpa berolahraga. Aturan umumnya adalah membiarkan perut menjadi panduan kita, bukan alat pelacak kebugaran untuk menghitung kalori.

Waktu makan adalah faktor penting. Kita masih membutuhkan karbohidrat, lemak, dan protein, untuk membantu perbaikan otot. Jadi, jangan berpikir kita harus mengurangi kalori atau nutrisi karena kita tak sedang aktif berolahraga. Dibutuhkan waktu 24-48 jam untuk pemulihan setelah olahraga yang menantang. Jadi, penting pada hari istirahat untuk mengkonsumsi cukup karbohidrat sebagai energi untuk pemulihan, lemak berkualitas untuk meredakan peradangan serta mendukung jantung dan sendi.

Konsumsi protein yang cukup juga perlu untuk memperbaiki jaringan tubuh. “Kita harus mengonsumsi 20 hingga 30 gram protein beberapa kali sepanjang hari, daripada mengonsumsi sedikit saat sarapan dan 50 gram saat makan malam. Gunanya untuk membantu menjaga pemulihan agar konstan,. Saat hari istirahat, sebaiknya jangan mengurangi asupan protein. Tubuh terus membutuhkan protein hampir 48 jam setelah berolahraga. “Kurang mengonsumsi protein atau kalori dapat menghambat pertumbuhan otot dan kinerja atletik kita,” kata Rizzo. Meskipun pola makan dan rasio gizi tak boleh banyak berubah antara hari istirahat dan hari aktif, tingkat rasa lapar mungkin berfluktuasi. Menurut Rizzo, beberapa penelitian menunjukkan fakta ketika seseorang berpartisipasi dalam olahraga energi tinggi, tingkat rasa lapar mereka biasanya ditekan segera setelah olahraga. . Kita mungkin merasa lapar pada hari istirahat karena tubuh kita menginginkan untuk mendapatkan kalori yang dibakar dari hari sebelumnya. Atau, mungkin hormon nafsu makan kita akhirnya mulai kembali normal. Kita hanya cukup memastikan untuk mengonsumsi banyak protein, serat, dan lemak sehat untuk membuat kita merasa kenyang.

… Kita juga ingin harus membuat tubuh terhidrasi pada saat hari istirahat, meski kita tak mengeluarkan banyak keringat atau tidak merasa haus. “Tetap cukup terhidrasi pada hari istirahat sangat penting untuk memperoleh manfaat dari saat kembali berolahraga,” katanya. Mengonsumsi banyak makanan kaya antioksidan, seperti bit, buah beri, dan sayuran hijau juga penting untuk mengurangi peradangan yang biasanya terjadi setelah kita olahraga berat. Lalu, bagaimana mengatur pola makan saat hari istirahat? Rizzo mengatakan kita tak perlu mengubah pola makan, kecuali jenis camilan sebelum dan pasca olahraga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shares