Pemerintah China menyatakan, kondisi ekonomi China masih sesuai dengan target pemerintah tahun ini, yaitu berada pada kisaran 6,5 persen. Pertumbuhan ekonomi Cina tetap melambat seiring dengan semakin memanasnya tensi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Pada kurun kedua 2018 ini, pertumbuhan ekonomi China mencapai 6,7 persen. Angka tersebut sedikit lebih rendah dibanidngkan sebelumnya. Bahkan bisa dikatakan, angka pertumbuhan ekonomi Cina adalah yang terendah dalam 2 tahun terakhir. Namun, mereka tak menampik fakta bahwa eskalasi ketegangan anatara Cina dan AS dapat menimbulkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang akan terus berlanjut pada tahun ini.
Analis bahkan telah memrediksi, kecepatan ini dapat memangkas pertumbuhan ekonomi China hingga 0,5 persen, tergantung pada besaran tarif yang diberikan. Baca juga: Menkeu Beberkan Hasil Rapat Pemerintah untuk Hadapi Perang Dagang Dikutip melalui CNNMoney, pada awal bulan ini, AS dan China menerapkan tarif sebesar 25 persen untuk 34 miliar dolar AS untuk masing-masing komoditas ekspor mereka. AS juga akan segera menerapkan masuknya untuk 16 miliar dolar AS komoditas ekspor China lainnya. Dampak dari pelanggaran tarif ini, nampaknya akan dimulai pada Cina pada semester 2 tahun ini. Ketegangan dalam perdagangan saham di China, yang bisa dikatakan sebagai pasar saham dengan kinerja tahun ini / “
Presiden Xi Jinping bersama dengan Pemerintah lain telah membahas, Cina perlu untuk mengurangi keuangan mereka, salah satunya dengan metode deleveraging (megurangi tingkat utang dengan menjual aset). Selain itu, pemerintah Cina juga berusaha menindak bank-bank besar China yang berusaha memblokir kredit-kredit dari bank keuangan. Ekonom Senior dari Capital Economics Julian Evanns Pritchard mengatakan, hasil produksi dari pabrik-pabrik China, konsumsi ritel, dan infrasturktur Cina, seluruhnya dikeluarkan untuk tahun ini. Sebagai informasi, performa ekonomi China tahun lalu begitu kuat, mencapai 6,9 persen berdasarkan data pemerintah lokal.