Jika Anda memperhitungkan pemberitaannya, Anda pasti tahu bahwa para petugas Alam Liar Nothern Territory (NT) di Australia telah berhasil menangkap buaya udara yang telah diburu selama 10 tahun. Buaya ini disebut “hebat” karena panjangnya yang mencapai 4,7 meter dan beratnya 600 kilogram. “Sebagai catatan, ini adalah buaya udara yang dianggap dari zona manajemen Katherine,” kata John Burke, petugas margasatwa yang dikutip dari ABC News, Selasa (10/7/2018). Namun, benarkah buaya tersebut layak disebut raksasa?
Stephani Drumheller-Horton, paleontolog dari University of Tennessee, Knoxville, dan pakar reptil, mengatakan, Rekor Guinness menyebutkan bahwa buaya terbesar yang pernah disebut adalah buaya air asin dari Filipina bernama Lolong. Buaya tersebut mencapai 6,17 meter. Selain itu, ada juga buaya air asin terpanjang yang dipegang oleh spesimen dari papua Nugini. Panjangnya mencapai 6,2 meter. Akan tetapi, buaya udara asin bahkan tidak mencapai ukuran buaya yang baru saja Disebut di Australia. Selina Groh, kandidat PhD di UCL-Birkbeck Departemen of Earth and Planetary Sciences di London dan pakar Crocodylia, mengungkapkan bahwa buaya air asin di Australia adalah yang terbesar di dunia, diikuti oleh buaya Nil di Afrika dan Alligator Amerika.
Namun, untuk sampai ke ukuran 4,7 meter, buaya membutuhkan kondisi-kondisi khusus, termasuk Cuaca yang hangat, ruang yang cukup luas untuk menjelajah, dan mangsa-mangsa yang juga besar. Selain itu, jenis kelamin dan uang juga terjadi pada ukuran buaya. Pejantan pada umumnya lebih besar dari betina. Lalu, tidak seperti manusia, buaya terus bertumbuh setelah mereka Diterjemahkan secara lisan, meskipun ini sangat melambat pada individu yang sangat-sangat tua. “Jadi, gampangnya buaya yang lebih besar adalah buaya yang lebih tua,” kata Drumheller-Horton. Berdasarkan ukurannya, para petugas di Australia mengatakan bahwa buaya yang dilakukan telah mencapai 60 tahun.