Tak semua yang viral menguntungkan. Salah seorang terjadi pada petani bunga matahari di Kanada. Akibat banyak Instagrammer, Facebooker, dan pengguna media sosial yang memposting foto dengan latar belakang bunga matahari di Bogles Seeds, Ontario, Kanada, ladang tersebut ditutup untuk pengunjung. Tidak main-main, penutupan ladang tidak hanya sehari, seminggu, atau sebulan saja. “Kami tutup selamanya,” jelas Marlene Bogle untuk salah satu pengunjung asal Toronto.
Hal itu juga dipertegas dalam pengumuman melalui situs resmi Bogle Seeds. Dengan teks berjalan berutuliskan huruf kapital, mereka mengumukan bahwa “PERHATIAN … SEMUA FOTOGRAFI DI LADANG BUNGA MATAHARI DITUTUP UNTUK MUSIM INI”. Dihimpun KompasTekno dari The Verge, Jumat (3/8/2018), ladang bunga matahari yang diatur untuk umum pada 20 Juli 2018, dengan harga masuk 7,50 dolar AS (sekitar Rp 109.000). Awalnya, pengunjung yang datang cukup mudah diatur. Sepekan dibuka, tepatnya pada 28 Juli, semuanya berubah. Kabarnya, ada sekitar 700 mobil terparkir hingga kiloan meter di sekitar ladang, demi bisa berswafoto dan memamerkannya di media sosial. Hal ini terjadi sekitar lingkar pos kemacetan. Suruh ada Pengunjung, manajer pun kewalahan buat mereka.
Beberapa pengunjung menyelonong masuk ke ladang tanpa mahal. Banyak pula orang tua yang sembarang mendorong kereta bayi mereka dijalanan lalu lintas. Salah satu mobil pengunjung pun rusak akibat terserempet mobil lain yang melintas. “Kami meminta salah satu dari mereka untuk pergi, dan dia bilang, ‘Coba saja jika berani’ lalu ia ingin berkelahi,” jelas putra Marlene, Brad Bogle. Kepentingan-kepengurusan di luar negeri membantu mengelola keramaian di ladang tersebut. Pengelola pun memasang pesan “Dilarang Melintas” di sekitar ladang. Banyaknya pengunjung yang memadati ladang, membuat petani khawatir akan merusak bunga matahari yang merupakan tanaman sensitif. Beberapa pengunjung masih berdatangan setelah ditutup. Sebagian besar berasal dari daerah yang jauh. Meski ditutup untuk umum, Bogle Seeds masih dibuka untuk dijual-beli benih dan bunga matahari. “Dulu saya mencintai unga-bunga ini. Sekarang saya tidak bisa mempertahankannya,” jelas Marlene. Hal serupa juga pernah terjadi di Indonesia, tepatnya di kebun bunga Amaryllis di daerah Pathuk, Gunung Kidul, Yogyakarta, pada November 2015.
Demi membuat sudut selfie terbaik untuk di-posting di media sosial, pengujung hingga merusak tanaman bunga yang mekar hanya sekali itu saja. Kondisi taman bunga yang rusak terinjak-injak oleh pengunjung yang ingin berfoto selfie beredar di media sosial dengan beragam respons.