Dari Afsel Hingga Perancis, Rentetan Teror Jelang Ramadan

Uncategorized

Seorang pria berbaju serba hitam yang berada di tengah kerumunan manusia di jantung Kota Paris, Perancis, tiba-tiba meneriakkan takbir pada Sabtu (12/5/2018) waktu setempat. Jarum jam menunjuk jelang pukul 9 malam. Ia langsung jadi pusat perhatian.

Menurut aparat keamanan, pria itu berusia sekitar 20 tahun, memiliki rambut serta jenggot panjang, mirip orang Afrika Utara, sehingga membuatnya makin mudah dikenali orang-orang. Suasana lalu berubah menjadi chaos saat si pria mengayunkan sebilah pisau dan menebar ancaman di depan sebuah restoran.
Seorang pelayan bernama Jonathan bercerita pada The Guardian bahwa tangan si pria berlumuran darah, tanda telah melukai satu atau beberapa korban. Ia mengancam siapa saja yang menghalangi jalannya, termasuk kepada seorang perempuan dan pasangan laki-laki yang kebetulan berpapasan dengannya. Si pria masuk ke restoran sebelah, dan menyerang para pengunjung.

“Saya saat itu tidak terlalu cemas, saya kira dia sedang marah saja, atau kena pengaruh obat-obatan,” imbuh Jonathan.

Aparat kepolisian pertama-tama mencoba menembak pelaku dengan senjata pelumpuh, tapi tidak bekerja dengan baik. Saat pelaku ingin menyerang polisi, ia ditembak peluru tajam, dan tewas seketika, demikian kutip CNN. Proses investigasi menemui kendala sebab tidak ditemukan kartu identitas dalam pakaian pelaku.

Satu orang tewas, tiga luka-luka, dan satu lain dalam kondisi kritis. Rakyat Perancis kembali berduka, juga menumpahkan kemarahan serta pesan saling menguatkan di media sosial. Presiden Emanuel Macron memuji keberanian aparat yang mampu melumpuhkan teroris. Respons yang sama dicuit Walikota Paris Anne Hidalgo.

ISIS melalui medianya Amaq News Agency mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. “Orang yang mengeksekusi tindak penusukan di Paris adalah seorang tentara Negara Islam,” kata mereka, meski tidak memberikan bukti kuat.
Pernyataan tersebut juga menerangkan pelaku serangan bertindak atas dasar tanggapan terhadap seruan untuk menyerang negara-negara koalisi anti-ISIS. Namun, sekali lagi belum ada otoritas atau lembaga keamanan resmi yang memverifikasi keaslian atas klaim yang ISIS sampaikan.

Serangan ini berlangsung tidak lama usai ricuh yang mengguncang Rutan Salemba, Kelapa Dua, terletak dalam kompleks Markas Komando (Mako) Brimob, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5). Baku hantam antara polisi dan 155 narapidana tindak pidana terorisme (napiter) berakhir menewaskan lima orang polisi dan satu orang tahanan.

ISIS juga mengaku bertanggung jawab terhadap kerusuhan tersebut. “Telah terjadi baku tembak yang sengit antara anggota pasukan perang Negara Islam (ISIS) dengan pasukan anti-terorisme dan pemberontak di dalam penjara Kota Depok, Jakarta Selatan,” demikian menurut Amaq News Agency seperti dikutip dari SITE (8/5/2018).

Cara mudah untuk membuat website sendiri:
https://client.dewaweb.com/aff.php?aff=25151

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *