Bank Indonesia memprediksi suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate masih akan terus naik secara bertahap dua hingga tiga kali sepanjang 2018. Sementara BI tak menutup kemungkinan suku bunga acuan akan naik juga jika diperlukan. Hal ini diakibatkan kondisi perekonomian Amerika Serikat tumbuh pesat dibandingkan negara lain.
“Dollar AS kemungkinan akan terus menguat ke depan sampai akhir 2018,” ujar Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/6/2018). Selain itu, faktor lainnya yakni harga komoditas yang cenderung meningkat. Meski 10 komoditas global harganya turun dibandingkan tahun lalu, namun masih di level tinggi. Hal ini membuat kecenderungan nilai tukar masih menguat. Hal lainnya yaitu pemerintah AS dihadapkan risiko dari penjualan surat utang yang meningkat. “Artinya US Treasury akan terus naik. Kecenderungan nilai dollar AS akan terus meningkat, karena akan menarik investasi masuk ke AS,” kata Dody. ”
Hal itu menujukkan gambaran kemungkinan Fed Fund Rate akan dilakukan kenaikan lagi antara dua sampai tiga kali ke depan,” lanjut dia. Belakangan, BI menaikkan suku bunga sebanyak dua kali selama bulan Mei 2018. Pada 17 Mei 2018, BI menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point (bsp) menjadi 4,5 persen. Kemudian, pada 30 Mei 2018, BI kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 bsp menjadi 4,75 persen. Dody mengatakan, kebijakan itu sebagai langkah antisipasi agar nilai tukar rupiah tetap stabil. “Kita lakukan sesuai mandat BI untuk menjaga stabilisasi nilai tukar dan inflasinya rendah,” kata Dody.
Slimming Candy (Permen Pelangsing) http://idx8.xyz/r/1180/63739/
Masker Wajah (Skinlight Spirulina) http://idx7.xyz/r/1198/63739/
Cara mudah untuk membuat situs web sendiri:
https://client.dewaweb.com/aff.php?aff=2