Asian Games dan “Nation Branding” Indonesia

Pesta kembang api menyemarakkan Upacara Pembukaan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8/2018)

Asian Games ke-18 telah berlangsung di Jakarta dan Palembang. Meskipun diangkat secara khusus sebagai akibat “angkat bendera putih” Hanoi Vietnam, dua kota utama yang telah mulai dipersiapkan sejak jauh-jauh hari. Bahkan hingga hari terakhir “ngebut” bersolek dan “tergopoh-gopoh” berbenah. Asian Games kali ini jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan 40 cabang dengan 465 nomor pertandingan dan lebih dari 16 gram partisipan. Meningkat 20 persen dari peserta pada Asian Games Incheon 2014. Banyak negara berkompetisi untuk memenangkan multi-event olahraga seperti Asian Games. Kesesuain tempat dan kesemuan lembah yang dijanjikan. Dalam acara seperti ini sebuah negara pada dasarnya senantiasa berorientasi merengkuh tiga kesuksesan:penyelenggaraan, prestasi, dan ekonomi . Khusus terkait penyelenggaraan Asian Games 2018 Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rapat bersama Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menambahkan dengan yang mengisi yaitu sukses administrasi.

Bukan tanpa sebab, tidak dapat dipungkiri gelaran semacam ini di tingkat ‘lokal’ sering berujung pada perilaku Korupsi dan proyek “aji mumpung” bagi sebagian oknum. Menggapai nation branding Seluruh capaian kesuksesan di Asian Games ke-18 tentu tidak akan datang dengan sendirinya, perlu diperjuangkan dan dipersiapkan dengan sungguh-sungguh. Sembariapian pada akhirnya pentas olahraga besar Asia yang mampu meneguhkan posisi Indonesia di tingkat global dalam satu tarikan napas nation branding yang kuat. Sebuah refleksi langsung dari berbagai media promosi dan strategi komunikasi untuk menggapai ‘gambaran pikiran’ tentang reputasi dan citra bangsa Indonesia di hadapan khalayak internasional. Bukan tanpa alasan olahraga menjadi pijakan membangun nation branding. Menurut Jaffe dan Nebenzahl, nation branding tujuanangunan ide yang jelas, sederhana, dan berbeda secara emosional dilambangkan secara verbal dan visual oleh khalayak yang berbeda dalam pelacakan yang tidak sama. Nation branding juga efektif dilakukan melalui kegiatan politik, budaya, bisnis, dan olahraga. Kita sadari pekerjaan mem-branding negara untuk perkara mudah, terlebih dengan potensi dan karakter yang beragam seperti Indonesia. Dia tidak hanya lingkungan dengan memutar billboard tematik di sudut kota, mengubah semua iklan ber-genre olahraga, mendorong bawah bau nan hitam pekat, menghias taman dan memperbaiki trotoar. Logo dan slogan terkait national branding Indonesia saat ini saja lebih dari satu. Semisal ada “Wonderful Indonesia” yang dinisiasi Kementerian Pariwisata, juga tagline “Remarkable Indonesia” Yang digaungkan Kementerian Perdagangan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dari satu anggota pemerintah saja ada banyak keturunan persepsi. Itu baru urusan logo, masih ada urusan lainnya. Karena nation branding termasuk citra keseluruhan yang merupakan dimensi politik, ekonomi, sejarah, dan budaya. Dalam Proses, nation branding memiliki tujuan untuk membantu bangsa “menjual” produk dan tempatnya. Selain itu, nation branding melalui Asian Games dapat digunakan sebagai peran yang penting dalam komunikasi lintas budaya. Bukan bergelama lama atau menciptakan identitas yang baru untuk keuntungan ekonomi jangka pendek, namun juga dalam jangka panjang menjadi sarana mengembangkan pemahaman bersama (saling pengertian) yang lebih baik dan meningkatkan hubungan internasional.

Belajar dari Piala Dunia Rusia Piala Dunia Rusia yang baru usai orang-orang yang dapat meneropong nation branding bagi Indonesia saat ini. Pelajaran yang dilakukan dari tiga negara peserta yang ada di Rusia, dan sukses, yang ujungnya berharap belakang investasi. Meskipun diwarnai aksi masuk lapangan pus kerusuhan kelompok band punk Rusia saat final Piala Dunia, namun sejatinya bisa mengatakan bahwa negeri beruang merah itu relatif sukses diadakan perhelatan olahraga sebesar $ 2 setelah Olimpiade. Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ibu Iriana Joko Widodo (kiri kanan), Wapres Jusuf Kalla (kanan) dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla (ketiga kanan) melambaikan tangan ke kontingen Indonesia pada Upacara Pembukaan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8/2018). (INASGOC / DHONI SETIAWAN) Maklum saja hingga saat ini tidak ada, sangat besar kemungkinannya mendapat gangguan terorisme dan keamanan. Pun Thus bagi Perancis, narasi menjadi juara dunia tidak banyak berubah saat mereka mencapai tertinggi 20 tahun lalu. Gelar juara yang mereka rengkuh sejati adalah hasil ramuan sesuai keragaman identitas dan realitas rasial. Bagi peserta, Piala Dunia telah menjadikan mereka sebagai kuda hitam secara utuh. Di dalam lapangan, menggapai finali bukti kemampuan racikan Pelatih Zlatko Dali? dengan pengalaman beberapa pemain multitalenta yang bertebaran di berbagai klub besar Eropa seperti Luka Modric, Mario Mandzukic, dan Ivan Rakitic. Di luar permukaan tanah tak dapat dipungkiri epicentrum keriuhan publik berpusat pada figur cantik Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic karena jabatan yang mampu mengalahkan ‘kegarangan’ Presiden Rusia Vladimir Putin dan menaklukan pemimpin fenomenal Presiden Perancis Emmanuel Macron. Kroasia adalah negara yang paling baru pecahan Republik Sosialis Federal Yugoslavia (RSFY), penghargaan menginjakan kaki di final secara alamiah telah membetot perhatian dunia. Berbekal kesadaran tersebut Kroasia membangun nation branding. Terbukti, dalam iklan serial terbaru berjudul ‘Crotia full of life’ negara balkan yang nampak sangat cerdas mengeksploitasi para pemain bola sebagai talenta dibaurkan dengan artis dan pesohor. Iklan itu seakan inginindah jika kesulitan menemukan Kroasia, maka mulailah dari Luka Modric. Kapten timnas itu membuka iklan menggunakan kaus berwarna putih dan merah berbentuk kotak-kotak. Sosok olahragawan nampak sempurna menjadi penghubung (jembatan) dan penjaga gerbang Informasi menjelajah pantai indah, sejarah Bangunan kota Dubrovnik, dan eksotisme taman nasional dengan Danau Plitvice yang masuk ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Pelajari lebih lanjut tentang benua Eropa, mereka hingga saat ini belum mampu bersaing dengan negara-negara seperti Inggris, Italia, dan Perancis. Tapi memulai nation branding dari Trio MMR (Modric, Mandzukic dan Rakitic) dan sederet olahragawan sukses merupakan langkah yang brilian. Permainan yang ada di klub dan telah berimbas ke timnas secara sadar akhirnya menjadikan mereka brand ambassador yang efektif bagi negaranya.

Proses nation branding melalui gelaran Asian Games dapat secara simultan mereduplikasi kesuksesan penyelenggaraan dari Rusia, prestasi Perancis, dan reputasi dari Kroasia. Bagi tuan rumah Piala Dunia 2018 dianggap sebagai salah satu yang paling sukses karena ketiadaan kematian yang fatal. Ketakutan akan kekerasan rasisme yang mulai mengemuka sebelum gelaran dimulai pun tak terjadi. Belajar dari hal itu, Meskipun beberapa tahun kemudian terjadi teror bom, namun dengan kesukaran dari seluruh pemangku kepentingan dapat membuktikan bahwa gelaran akan aman dan sukses. Prestasi prestasi timnas di Piala Dunia 2018 dibangun dari berbagai latar belakang. Banyak para pemain merupakan keturunan dari negara lain atau imigran, khususnya dari benua Afrika. Selain itu ja ugmemiliki Tempat dalam kepercayaan, ada yang menganut agama Islam dan Kristen. Namun faktanya tidak menjadi beban dan konflik untuk bahu-membahu, meraih gelar juara. Modal yang dimiliki Perancis tidak jauh berbeda dengan apa yang dimiliki Indonesia: keberagaman. Asian Games menjadi sarana Menyampaikan Pesan yang keberagaman yang diberikan Indonesia menjadi bukti dan tulang punggung (backbone) utama dalam menghadirkan karya yang monumental. Bukan sesuatu yang baru ada, namun telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Asian Games menjadi sarana Menyampaikan Pesan yang keberagaman yang diberikan Indonesia menjadi bukti dan tulang punggung (backbone) utama dalam menghadirkan karya yang monumental. Bukan sesuatu yang baru ada, namun telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Asian Games menjadi sarana Menyampaikan Pesan yang keberagaman yang diberikan Indonesia menjadi bukti dan tulang punggung (backbone) utama dalam menghadirkan karya yang monumental. Bukan sesuatu yang baru ada, namun telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

Penampilan timnas Kroasia di Piala Dunia 2018 benar-benar heroik terutama pada fase gugur, padahal mereka mencapai lebih dari 120 menit. Hebatnya lagi Liga Selalu Bersenang-senang pada tiga pertandingan itu. Bagi Kroasia, bola adalah identitas dan patriotik. Aleksandar Holga, dalam tulisannya di The Guardian, menyebutkan bahwa semangat dan kesuksesan Timnas Kroasia juga merupakan semangat dan pemulihan negara mereka. Asian Games untuk Indonesia, sarana dan karakter: pantang menyerah, toleran, dan patriotik. Terlebih Asian Games diadakan di bulan paling patriotik bagi bagsa Indonesia: Agustus.

Slimming Candy (Permen Pelangsing) http://idx8.xyz/r/1180/63739/

Masker Wajah (Skinlight Spirulina)   http://idx7.xyz/r/1198/63739/    

Cara mudah untuk membuat situs web sendiri: https://client.dewaweb.com/aff.php?aff=2
Kartu chip ajaib penghemat pulsa   http://idt8.com/r/1253/63739

http://idt8.com/r/1447/63739/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shares